Perkembangan Teknologi di Indonesia

TUGAS SOFTSKILL (2)

RAHMAT ARIFIANTO ( 1B115161 )

Hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman modernisasi. Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik. Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Dari orang tua hingga anak muda, para ahli hingga orang awam pun menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya.

Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan yang sederhana hingga sangat rumit. Bahkan, kurang dari 10 tahun terakhir, teknologi handphone yang awalnya hanya sebuah alat komunikasi nirkabel berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat mengambil foto, merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses internet dalam hitungan detik.

Perkembangan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan manusia.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri. Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia dianggap belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut mantan Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah ilmuwan di Indonesia.

Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek.

Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010 pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun rupiah (sekitar $205 juta) untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari pendapatan domestik bruto (PDB) per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di Cina yang berjumlah 2%, Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan 4,04% dari PDB, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal jauh.

Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya kandungan teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk manufaktur didominasi oleh produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%.

Berdasarkan beberapa fakta yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih sangat rendah bahkan bisa dibilang tertinggal jika dibandingkan negara-negara lain. Hendaknya, kita terus meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan negara kita.

Daerah Tertinggal Dari Kemdikbud Tahun 2016

( Prov. Maluku Utara : Kab. Halmahera Barat )

lambang_kabupaten_halmahera_barat

Lambang Kabupaten Halmahera Barat

Moto: Ino Fo Makati Nyinga ( Bersatu Hati untuk Membangun Daerah )

Kabupaten Halmahera Barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Jailolo. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.755 km2 dan berpenduduk sebanyak 94.644 jiwa (2004). Sejumlah tersebut laki-laki 48.979 jiwa dan perempuan 45.666 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten ini 10,34 persen dari jumlah penduduk Maluku Utara yang 910.656 jiwa.

Kabupaten Halmahera Barat secara geografis terletak diantara 1oLU – 3oLU dan 125oBT – 128oBT, dengan luas 2.612,24 Km2. Karena letaknya di sekitar garis khatulistiwa, Kabupaten Halmahera Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28,05oC dan kelembaban 73-82%, serta curah hujan 1500 mm/tahun. Kabupaten Halmahera Barat mempunyai ketinggian 0-700 m dpl (diatas permukaan laut), dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kecamatan Loloda Utara (Kab. Halmahera Utara) dan Samudera Pasifik

Sebelah selatan : Kota Tidore Kepulauan

Sebelah timur : Kabupaten Halmahera Utara

Sebelah barat : Kota Ternate dan Laut Maluku

Sejarah

Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu Kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara yang semula merupakan Kabupaten Induk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 25 Februari 2003. Kabupaten Halmahera Barat dengan Ibukota Jailolo yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara semula terdiri dari 5 (lima) Kecamatan antara lain : Ibu, Jailolo, Jailolo Selatan, Loloda, Sahu.

Kabupaten Maluku Utara dipimpin oleh Gahral Sjah sebagai Bupati dan A. Moch. Said sebagai Wakil Bupati pada periode 2001-2005 dan selanjutnya tercatat sebagai Bupati dan Wakil Bupati pertama di Kabupaten Halmahera Barat. Seiring dengan bergulirnya waktu dan pertumbuhan penduduk yang begitu cepat dan perkembangan aspirasi masyarakat serta rentang kendali pemerintahan yang terlalu jauh maka berdasarkan Perda No. 7 tanggal 21 Desember 2005 terjadi pemekaran 3 (tiga) Kecamatan yang meliputi: Kecamatan Sahu Timur, Kecamatan Ibu Utara dan Kecamatan Ibu Selatan serta Perda No. 6 tahun 2005 tentang Pemekaran Kecamatan Jailolo Timur, maka saat itu wilayah administratif Kabupaten Halmahera Barat terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, yaitu : Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Loloda.

Pemerintahan Kabupaten Halmahera Barat sejak Tanggal 4 Februari 2006 dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati pilihan rakyat untuk pertama kalinya, yaitu Ir. Namto Hui Roba dan Ir. Penta Libela Nuara. Situs resmi pemerintah kabupaten : http://halbarkab.go.id.

Kondisi Administratif

Kabupaten Halmahera Barat merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara yang merupakan salah satu kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara yang semula merupakan Kabupaten Induk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 25 Februari 2003.

Kabupaten Halmahera Barat dengan Ibukota Jailolo semula terdiri dari 5 (lima) kecamatan tapi pada tahun 2005 dimekarkan menjadi 9 (sembilan) kecamatan, yaitu: Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur dan Loloda. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Barat membawahi 133 desa. Di mana luas desa dan jumlah desa sangat bervariasi antar satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas adalah Kecamatan Ibu yaitu 39,96% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat, dan kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil adalah Kecamatan Jailolo yaitu 4,80% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat.

Kondisi Perekonomian

Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan data tahun 2004, pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Halmahera Barat 8,19 % per tahun dan tingkat pendapatan masyarakat dengan tolak ukur Product Domestic Regional Bruto (PDRB) sebesar 1,884.42 % dengan masyarakat bermata-pencaharian sebagian besar sebagai petani-nelayan.

Pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini salah satunya didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman pangan yang sangat cocok dengan keadaan geografis wilayah adalah tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu serta ubi jalar. Jenis tanaman pangan yang menjadi unggulan untuk dikembangkan adalah tanaman padi dan jagung yang direncanakan untuk dijadikan komoditi unggulan sebagai daerah lumbung pangan. Luas lahan padi gogo sekitar 160 hektar luas yang menghasilkan gabah saat dipanen seberat 332 ton.

Untuk jenis buah-buahan beberapa tanaman yang dianggap cocok untuk dikembangkan diantarannya buah langsat, rambutan, durian, nangka, jeruk siam, pisang, salak, dan mangga serta alpukat. Selain itu pula beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan yaitu kacang panjang, buncis, sawi, bayam, kangkung, labu, ketimum, cabai, yang dikembangkan di daerah Jailolo Selatan, Sahu, dan Ibu. Dengan luas lahan pertanian yang tersedia yaitu seluas 106.663 Ha dimana luas lahan yang sudah diolah sebesar 15.827 Ha dan yang belum diolah seluas 90.836 Ha. Komoditas pertanian yang diunggulkan oleh daerah ini yaitu padi, jagung, kacang tanah, dan buah-buahan seperti langsat, durian, dan jeruk serta rambutan.

 

Di Kabupaten Halmahera Barat tersedia lahan seluas 16.302 Ha yang dijadikan sebagai lahan perkebunan untuk dikembangkan sebagai unggulan sub sektor perkebunan dengan jenis tanaman keras/jangka panjang, telah dikelola diantarannya tanaman kelapa, pala, cengkeh, coklat dan kopi. Untuk hasil perkebunan sendiri diperdagangkan ke Surabaya, Makassar, dan Manado. Hasil perkebunannya berupa kelapa, cengkeh, kakao, pala, kapuk, dan kayu manis. Perkebunan menjadi tempat bergantung sekitar 23.000 petani memainkan peran yang berarti bagi perekonomian Halmahera Barat.

Pada sub sektor peternakan jenis ternak yang sangat cocok untuk dikembangbiakan yaitu sapi potong, kambing, dan jenis unggas seperti ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik, dan burung puyuh. Daerah yang dikenal sebagai penghasil sapi potong terbesar di Maluku Utara ini telah memperoleh bantuan Pemerintah untuk pengembangbiakan jenis sapi unggulan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi sebagai konsumsi masyararakat baik di daerah Maluku Utara maupun daerah lain di Indonesia.

Kondisi Infrastruktur

Kabupaten Halmahera Barat merupakan daeah kepualan sehingga infrastruktur utama selain jalan untuk wilayah daratan adalah dermaga untuk tempat berlabuh kapal/ferry atau boats. Untuk sarana transportasi laut yang menghubungkan antara Pulau Ternate dengan beberapa wilayah di Kabupaten Halmahera Barat telah tersedia beberpa pelabuhan dengan kondisi yang cukup baik dan beroperasi dari pagi sampai malam terutama untuk mengantar pegawai pemerinatah yang tinggal di ternate namun bekerja di Kabupaten Halmahera Barat.

Untuk infrastruktur jalan, terutama jalan utama kondisinya cukup baik. Hal ini berbeda dengan kondisi jalan antar wilayah terutama yang di desa-desa yang perlu peningkatan. Terutam jalan tembus yang menghubungkan lahan perkebunan dengan pemukiwan warga.

Kondisi infrastruktur untuk wilayah Kabupaten Halmahera Barat dapat dikatakan secara umum cukup tersedia. Untuk sumber energi listrik sudah ada PLTD yang berada di jailolo dengan kapasitas terpasang/kemampuan daya sebesar 1 MW. Meskipun sudah ada namun masih belum dapat memberikan penerangan selama 24 jam sehari dan terkadang masih sering mengalami pemadaman. Infrastruktur energi listrik ini juga belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten ini (masih ada wilayah yang belum terpasang listrik).

Komoditas Produk Jenis Usaha ( KPJU ) Dan Perkembangan Teknologi Di Kabupaten Halmahera Barat

Tujuan penetapan KPJU unggulan Maluku Utara, terdiri dari 3 aspek, yaitu Penciptaan Lapangan Kerja (49,34%), Penciptaan Daya Saing (31,08%), Pertumbuhan Perekonomian (19,58%). Selanjutnya nilai pembobotan ini berlaku sama untuk semua kecamatan dan kabupaten/kota pada sektor/sub sector.

Bobot masing-masing 11 kriteria untuk penetapan KPJU unggulan tingkat kabupaten/kota yaitu Ketersediaan Pasar (15,58%), Penyerapan Tenagakerja (11,77%), Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal (11,02%), Harga (10,65%), Sumbangan Terhadap Perekonomian (10,32%), Sarana Produksi (9,22%), Ketersediaan Tenagakerja Terampil (8,98%), Teknologi (7,73%), Manajemen Usaha (4,13%), Bahan Baku (7,58%), Sosial Budaya (3,02%). Bobot 4 kriteria untuk analisis dengan metode CPI yaitu : Jangkauan Pasar (48,14%).

Ketersediaan Bahan Baku/Sarana Produksi (29,54%), Jumlah Unit Usaha (13,09%), Kontribusi Terhadap Perekonomian Kecamatan (9,23%). Tahap kedua, yakni penentuan KPJU dengan CPI di kecamatan. Berdasarkan daftar KPJU seluruh kecamatan pada suatu kabupaten/kota yang diperoleh dari data sekunder atau narasumber, dilakukan pemilihan KPJU kecamatan dengan menggunakan 4 kriteria di atas. Penilaian setiap alternative KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat narasumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan ke kecamatan dengan narasumber ditingkat kecamatan, yaitu mantri pertanian (Petugas Penyuluh Lapangan), mantri statistik dan staf/seksi perekonomian. Berdasarkan analisis CPI ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap sektor ekonomi di tingkat Kecamatan.

Dalam Pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Halmahera Barat 8,19 % per tahun dan tingkat pendapatan masyarakat dengan tolak ukur Product Domestic Regional Bruto (PDRB) sebesar 1,884.42 % dengan masyarakat bermata-pencaharian sebagian besar sebagai petani-nelayan. Pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini salah satunya didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman pangan yang sangat cocok dengan keadaan geografis wilayah adalah tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu serta ubi jalar.

Dalam perkembangan teknologi dihalamerah barat, masih rendah dalam pengetahuan teknologi maupun mengakses suatu jaringan internet. Dikarenakan daerah yang masih tertinggal, bisa dilihat bahwa orang – orang disana masih kurang bisa memahami teknologi yg ada, Ini dikarenakan kurangnya akses listrik disetiap daerah maupun faktor lainya. Khususnya di Kabupaten Halmahera Barat orang disana cenderung lebih banyak bekerja sebagai petani-nelayan.

Sumber energi listrik sudah ada PLTD yang berada di jailolo dengan kapasitas terpasang/kemampuan daya sebesar 1 MW. Meskipun sudah ada namun masih belum dapat memberikan penerangan selama 24 jam sehari dan terkadang masih sering mengalami pemadaman. Infrastruktur energi listrik ini juga belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten ini (masih ada wilayah yang belum terpasang listrik).

Dalam perkembangan teknologi dihalamerah barat, harus menjadi perhatian pemerintah. Terutama untuk akses listrik yang untuk menghidupkan perkembangan teknologi didaerah setempat, karena listrik sangat berperan besar dalam teknologi. Kurangnya pehamanan tekonologi dapat mengurangi penggunaan teknologi. Karena pentingnya memahami teknologi di zaman globalisasi, sisi positifnya adalah masyarakat yang menjadi pengguna aktif teknologi, situs-situs, serta media komunikasi sosial, mereka dapat menyampaikan informasi dan juga mendapatkan informasi secara lebih mudah. Komunikasi khususnya didaerah tertinggal terasa seakan menjadi lebih mudah seiring perkembangan teknologi ini. teknologi sangat erat kaitannya dengan Internet. Perkembangan internet itu sangat mempengaruhi kehidupan sosial serta cara berkomunikasi seseorang.

Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Halmahera_Barat

http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b

http://www.bisnisborneo.com/2016/02/daftar-daerah-tertinggal-dari-kemdikbud.html

http://putratukuboya.student.umm.ac.id/2016/08/23/halmahera-barat-surga-rempah-rempah/

Leave a comment