Perkembangan Listrik Di Halmahera Barat

TUGAS SOFTSKILL (3)

RAHMAT ARIFIANTO ( 1B115161 )

halmahera

Halmahera Barat

 

Kabupaten Halmahera Barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Jailolo. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.755 km2 dan berpenduduk sebanyak 94.644 jiwa (2004). Sejumlah tersebut laki-laki 48.979 jiwa dan perempuan 45.666 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten ini 10,34 persen dari jumlah penduduk Maluku Utara yang 910.656 jiwa.

Kabupaten Halmahera Barat secara geografis terletak diantara 1oLU – 3oLU dan 125oBT – 128oBT, dengan luas 2.612,24 Km2. Karena letaknya di sekitar garis khatulistiwa, Kabupaten Halmahera Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28,05oC dan kelembaban 73-82%, serta curah hujan 1500 mm/tahun.

 

Kondisi Administratif

Kabupaten Halmahera Barat merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara yang merupakan salah satu kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara yang semula merupakan Kabupaten Induk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 25 Februari 2003.

Kabupaten Halmahera Barat dengan Ibukota Jailolo semula terdiri dari 5 (lima) kecamatan tapi pada tahun 2005 dimekarkan menjadi 9 (sembilan) kecamatan, yaitu: Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur dan Loloda. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Barat membawahi 133 desa. Di mana luas desa dan jumlah desa sangat bervariasi antar satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas adalah Kecamatan Ibu yaitu 39,96% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat, dan kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil adalah Kecamatan Jailolo yaitu 4,80% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat.

Kondisi Perekonomian

Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan data tahun 2004, pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Halmahera Barat 8,19 % per tahun dan tingkat pendapatan masyarakat dengan tolak ukur Product Domestic Regional Bruto (PDRB) sebesar 1,884.42 % dengan masyarakat bermata-pencaharian sebagian besar sebagai petani-nelayan.

Pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini salah satunya didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman pangan yang sangat cocok dengan keadaan geografis wilayah adalah tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu serta ubi jalar. Jenis tanaman pangan yang menjadi unggulan untuk dikembangkan adalah tanaman padi dan jagung yang direncanakan untuk dijadikan komoditi unggulan sebagai daerah lumbung pangan. Luas lahan padi gogo sekitar 160 hektar luas yang menghasilkan gabah saat dipanen seberat 332 ton.

Untuk jenis buah-buahan beberapa tanaman yang dianggap cocok untuk dikembangkan diantarannya buah langsat, rambutan, durian, nangka, jeruk siam, pisang, salak, dan mangga serta alpukat. Selain itu pula beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan yaitu kacang panjang, buncis, sawi, bayam, kangkung, labu, ketimum, cabai, yang dikembangkan di daerah Jailolo Selatan, Sahu, dan Ibu. Dengan luas lahan pertanian yang tersedia yaitu seluas 106.663 Ha dimana luas lahan yang sudah diolah sebesar 15.827 Ha dan yang belum diolah seluas 90.836 Ha. Komoditas pertanian yang diunggulkan oleh daerah ini yaitu padi, jagung, kacang tanah, dan buah-buahan seperti langsat, durian, dan jeruk serta rambutan.

Di Kabupaten Halmahera Barat tersedia lahan seluas 16.302 Ha yang dijadikan sebagai lahan perkebunan untuk dikembangkan sebagai unggulan sub sektor perkebunan dengan jenis tanaman keras/jangka panjang, telah dikelola diantarannya tanaman kelapa, pala, cengkeh, coklat dan kopi. Untuk hasil perkebunan sendiri diperdagangkan ke Surabaya, Makassar, dan Manado. Hasil perkebunannya berupa kelapa, cengkeh, kakao, pala, kapuk, dan kayu manis. Perkebunan menjadi tempat bergantung sekitar 23.000 petani memainkan peran yang berarti bagi perekonomian Halmahera Barat.

Pada sub sektor peternakan jenis ternak yang sangat cocok untuk dikembangbiakan yaitu sapi potong, kambing, dan jenis unggas seperti ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik, dan burung puyuh. Daerah yang dikenal sebagai penghasil sapi potong terbesar di Maluku Utara ini telah memperoleh bantuan Pemerintah untuk pengembangbiakan jenis sapi unggulan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi sebagai konsumsi masyararakat baik di daerah Maluku Utara maupun daerah lain di Indonesia.

 

Kondisi Infrastruktur

Kabupaten Halmahera Barat merupakan daeah kepualan sehingga infrastruktur utama selain jalan untuk wilayah daratan adalah dermaga untuk tempat berlabuh kapal/ferry atau boats. Untuk sarana transportasi laut yang menghubungkan antara Pulau Ternate dengan beberapa wilayah di Kabupaten Halmahera Barat telah tersedia beberpa pelabuhan dengan kondisi yang cukup baik dan beroperasi dari pagi sampai malam terutama untuk mengantar pegawai pemerinatah yang tinggal di ternate namun bekerja di Kabupaten Halmahera Barat.

Untuk infrastruktur jalan, terutama jalan utama kondisinya cukup baik. Hal ini berbeda dengan kondisi jalan antar wilayah terutama yang di desa-desa yang perlu peningkatan. Terutam jalan tembus yang menghubungkan lahan perkebunan dengan pemukiwan warga.

 

Pembangunan Infrastruktur Desa Harus Jadi Prioritas

Keterbatasan infrastruktur di sejumlah daerah masih menjadi persoalan yang menghambat proses percepatan pembangunan ekonomi, salah satunya adalah terkait pasokan listrik di beberapa daerah yang masih belum teraliri listrik. Salah satunya daerah Halmahera barat, sumber energi listrik sudah ada PLTD yang berada di jailolo dengan kapasitas terpasang/kemampuan daya sebesar 1 MW. Meskipun sudah ada namun masih belum dapat memberikan penerangan selama 24 jam sehari dan terkadang masih sering mengalami pemadaman. Infrastruktur energi listrik ini juga belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten ini (masih ada wilayah yang belum terpasang listrik).

Untuk ide / gagasan yang saya berikan, bahwa infrastruktur yang baik didaerah Halmahera barat harus bisa dimanfaatkan untuk pembangunan gardu listrik dan menciptakan arus listrik tenaga arus laut. Untuk penambahan PLTD harus disesuai dengan kebutuhan yang diterapkan, karena kebutuhan listrik sangat penting bagi warga setempat. Semakin banyak pasokan listrik dapat meningkatkan pemenuhan ketersediaan infrastruktur menjadi prasyarat utama yang harus dilakukan demi mewujudkan pembangunan yang berkualitas.

Dalam analisa saya, daerah Halmahera barat adalah Kepulauan yang dikelilingi indahnya lautan, arus laut yang ada dapat kita manfaatkan untuk memaksimalkan energi terbarukan, energi yang bisa digunakan sebagai tahap awal mencoba untuk bisa menghasilkan listrik sesusai dengan kebutuhan dan bisa menggunakan listrik ke seluruh daerah Halmahera barat. Dengan memanfaatkan energi setempat, pembangunan pembangkit dan transmisi listrik dapat dibangun secara lokal (off-grid), berbasis desa atau pulau, sehingga tak harus menunggu datangnya jaringan listrik dari pusat. Kemudian Pusat Keunggulan Energi Bersih (PKEB) diharapkan dapat menyiapkan teknologi energi terbarukan yang terjangkau, dimanfaatkan dan diakses masyarakat di berbagai pelosok.

 

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

arus-laut

Gambaran Proses Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

Perkembangan teknologi pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya pemanfaatan arus laut, sebagai energi baru terbarukan di dunia saat ini mulai berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya tuntutan akan kebutuhan energi listrik terutama bagi masyarakat kawasan terpencil seperti daerah Halmahera barat. Dalam upaya untuk penyediaan listrik bagi masyarakat pulau-pulau kecil terpencil ini telah mulai digulirkan dan dilakukan pembangunan yang terstruktur guna mengembangkan teknologi dan ketersediaan arus laut yang ada dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan energi terbarukan.

Saya sangat setuju dalam prinsip yang dikembangkan pada teknologi pemanfaatan energi arus laut adalah melalui konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara telah berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus dan pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala komersial dengan kapasitas 1,2 MW/turbin. Ini adalah pemanfaatan alam yang sangat baik dan teknologi yang digunakan juga mendukung untuk mengembangkan atau membuat suatu percobaan dalam mengubah energi arus laut menjadi energi listrik.

Saya melihat dan menilai bahwa rata – rata daerah terpencil diindonesia sangat membutuhkan pasokan listrik untuk kebutuhan warga sehari – hari. Dalam hal ini sebaiknya pemerintah setempat dan warga harus mendukung penuh teknologi yang diterapkan untuk menghasilkan aliran listrik yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, pengembangan kelistrikan dapat diperhitungkan sebagai investasi yang dapat mendorong, memicu dan menstimulasi berbagai kegiatan ekonomi dan industri lainnya.

Referensi :

http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/4310-pembangkit-listrik-tenaga-arus-laut-bagi-desa-pesisir-tertinggal-second-opinion.html

http://www.kompasiana.com/tessathamrin/optimalisasi-potensi-energi-arus-laut-melalui-community-based-management-cbm-sebagai-kebijakan-untuk-mendukung-kesejahteraan-masyarakat-desa-pesisir_56b07ee98223bdb1065b0b59

 

2 thoughts on “Perkembangan Listrik Di Halmahera Barat

    • Selamat malam kak, Untuk referensinya ada dibawah artikel tersebut dan saya mendapatkan artikel mengenai kawasan halmahera barat dari blog lain ataupun sumber lainya 🙂 , informasi yang saya dapatkan langsung dari sumber yang jelas dan ada penambahan beberapa kalimat yang saya tambahkan dan susun kembali sesuai informasi yang didapat 🙂

Leave a comment